Rabu, 05 September 2018

Sabar

menata kembali sabar.
jangan tergesa gesa.
perlahan lah.
lalu sadar.
dia mengerti apa yang kamu rasakan.
tak perlu terburu-buru.
tak butuh juga menggebu-gebu.

bersabarlah.
kan datang saat terbaiknya.

ketika 2 tangan telah berjabat, juga janji sudah terikat.

-ZG- 19/8/18

Jumat, 17 Agustus 2018

Hanya sedang merasa~

kupikir salah langkah.
tak semestinya aku merajuk.
bisakah berbalik arah~
baru kali ini kurasa kesal.
mengapa tak berpikir jauh sejak dulu?

Apa yg bisa kuperbaiki kini?
Berusaha lah~
ini motivasi terbaik.
bukankah itu yang kau pinta?
agar tahu, dengan alasan yang mana kamu berjuang dengan tetap berserah.

seperti kataku~
kita hanya bisa berusaha, memaksimalkan kemampuan.
sisanya biar Allah yang putuskan.
Semoga apa yang kita inginkan menjadi apa yang kita butuhkan.

Allah selalu beri apa yang kita butuhkan. Percayalah.

-ZG- 17/08/18

Rabu, 15 Agustus 2018

KEMERDEKAAN

Kemerdekaan

Memaknai hari kemerdekaan republik Indonesia.

Perbincangan pagi tadi bersama bapak kesayangan.

Beliau berpesan. Agar tidak merayakan hari kemerdekaan. Namun menggantinya dengan memperingati hari kemerdekaan. Diisi dengan bersyukur. Bukan dengan kufur.

Sayangnya, perbedaan syukur dan kufur itu yang masih dipandang samar.
Banyak kegiatan yang malah menimbulkan kufur. Contoh yang diberikan bapak sederhana. Misalnya, lomba makan kerupuk yang biasa dilaksanakan sambil berdiri. Mungkin bisa disiasati dengan duduk. Atau contoh lain, pria berpakaian seperti wanita. Didandani ketika pawai untuk menjadi bahan lelucon. Ataupun perlombaan sepakbola menggunakan daster?.

Bapak hanya mengingatkan. Jangan sampai kegiatan kita malah menjadi kufur bukan menambah rasa syukur.

Bukankah kemerdekaan kita adalah sesuatu yang memang seharusnya kita syukuri?

Alhamdulillah~

Jumat, 08 Juni 2018

Takut

takut...

aku takut.
aku berpikir bahwa aku telah menemukan sosok yang baik juga tepat untukku, tapi aku belum tahu ketetapan Tuhanku seperti apa?

benarkah aku terbaik untuknya, dan dia terbaik untukku?

tetiba terlintas bahwa imanku masih buruk dan rendah, ibadahku masih kacau, kemalasan ku masih memuncak, sifat burukku teramat banyak.

pantaskah aku disandingkan denganya?

kini, perbincangan kita kembali tentang jarak.

aku takut.
aku salah menjawab obrolan kita.
sebagian diriku tak ingin lagi mengulang jarak yang sungguh menyiksa bukan hanya hati, tapi berpengaruh pada keseharianku pada rutinitas ku pada kehidupanku.

sebagiannya lagi, tak ingin memaksakan kehendak dan ingin mendapat kasih sayang terbaik dari-Nya. menapaki jalan yang baik juga tetap terbimbing dan mendapatkan Ridha dari-Nya.

jarak seperti apa yang sesungguhnya di perbincangkan?

bukankah kita memang telah berjarak?

selalu berusaha untuk sabar menanti waktu.

atau hanya aku saja yang merasa seperti itu.

masih dalam batas wajar kan kita?

tidak berlebihan.

seadanya.

tetap lindungi kita ya Allah, jaga kita, beri kita kesabaran yang lebih, beri kita kekuatan, beri kita kelancaran dan kemudahan dalam setiap langkah baik yang kita ambil. aamiin.

-ZG- 9/6/18 06:06

Selasa, 03 Januari 2017

Rabu, 16 Desember 2015

*edisi curhat

Sesak di dada ini.
Aku sadar ini amarah.
Amarah yang tak semestinya terluap.
Amarah yang muncul tanpa alasan.
Hanya merasa sesak dan ingin meledakkan nya.

Selasa, 16 Juli 2013

HIJRAH

"Pengalaman berharga dan tak terlupakan. Teks dakwah waktu Ujian Pondok. "

Katakan HIJRAH, Hijrahkan KATA

Ternyata, kualitas/kondisi hati seseorang sangat terlihat dari kualitas kata-katanya, dan juga terlihat dari kualitas bagaimana vocal/infleksi/intonasi suara orang tersebut dalam mengatakan sesuatu.

Tentang kata-kata, setidaknya ada dua dimensi yang harus kita hijrahkan. Pertama dimensi VOCAL, kedua dimensi VERBAL. Tentu saja hijrah dari kata-kata yang mengandung ketidakbaikan menuju kata-kata yang lebih baik dan berdaya manfaat.

Pertama, dimensi VOCAL. Vocal seseorang dalam berbicara sangat terpengaruh dari kecepatan dan infleksi (tinggi rendah) suaranya. Atau saya sering mengistilahkan denga sebutani getaran suara. Rupanya, jika Anda ingin menyelaraskan hati Anda dengan hati orang yang Anda ajak bicara maka SELARASKANlah getaran suara Anda dengan getaran suara orang itu. Cobalah Anda lakukan hal itu, dan nikmatilah keajaiban yang terjadi...

Kedua, dimensi VERBAL. VERBAL adalah pilihan KATA kita dalam berbicara. Jika kita terbiasa berkata yang positif berarti isi hati kita insya Allah adalah hal-hal yang positif. Tetapi jika seseorang terbiasa berkata kotor, menghujat, dan mengkritik menjatuhkan, berarti kemungkinan isi hatinya seperti itu. Sebab, tidak mungkin Teko berisi air Teh bisa menumpahkan air Kopi. Apa yang kita tumpahkan dari kata-kata kita, maka itulah isi hati kita....

Dan, Tahukah Anda, mengapa kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Sebab rupanya, kata-kata itu menciptakan. Perhatikanlah, 20 tahun yang lalu di Indonesia tidak ada yang BETE, hal ini terjadi karena memang 20 tahun yll tidak ada kosa kata Bete. Dan, semakin tertebar kata "Bete" di alam semesta ini, maka memungkinkan semakin banyak menciptakan orang-orang yang Bete. Wow, Masya Allah...

Bayangkan jika si ibu memarahi anaknya dengan kata NAKAL. Maka tidak perlu heran anak tersebut jadi nakal betulan, karena begitu seringnya sang ibu mengatakan bahwa anaknya Nakal. So, seringkali bukan karena anak itu nakal lalu ia dikatai nakal, tapi karena anak itu sering dikatai nakal maka ia menjadi nakal betulan.

Ditambah lagi, Penelitian dari Prof Masaru Emoto bahwa ternyata ada Pengaruh KATA terhadap kualitas AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Dan Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?
Pengaruh KATA terhadap AIR. Kristal air menjadi indah jika diberikan kata-kata yang indah. Bukankah 70% lebih tubuh kita terdiri dari Air?


Sahabat, mari perbaiki VERBAL kita. Berikut beberapa tips memperbaiki kata/verbal.

1. Gunakan Kata yang berenergi POSiTIF 
Kurangi kata yang bernuansa/berenergi negatif. Kalau Anda ingin mengatakan Bodoh, maka katakanlah kurang Pintar. Jika Anda ingin mengatakan Sulit, maka katakanlah Tidak Mudah.

2. Gunakan Kata/KALIMAT yang JELAS
Kurangi Kata-kata yang hanya bernuansa Gaul, tapi membuat bingung. Contoh kata-kata yang tidak jelas : Lebay, Bohay, Bokat, Spokat, Cupu dan sebagainya. Kata-kata yang tidak jelas akan memaksa kinerja alam semesta memperjelasnya dan mempopulerkannya, lalu menciptakan orang-orang sesuai kata-kata tersebut. Maka tak heran, semakin bertebaran kata yang tidak jelas di alam semesta ini, maka akan menciptakan banyak orang-orang yang tidak jelas. Wallahu alam.

3. Kalimat yang ujungnya POSITIF
Walaupun Anda ingin/terpaksa menggunakan kata yang berenergi negatif, maka Anda harus menutupnya dengan kata yang positif. Sebab, pada akhirnya, otak kita lebih menerima kata-kata yang berada di akhir kalimat. Contoh, jika Anda mengatakan : Pelajaran matematika, aku bisa tapi sulit. Anda ganti saja dengan pelajaran matematika memang sulit, tapi aku bisa. Kalau Anda mengatakan : Bu Ani orangnya gemuk, tapi cantik. Hal itu lebih indah dibandingkan jika Anda mengatakan Bu Ani memang cantik, tapi gemuk.

4. Kurangi awalan kata JANGAN atau TIDAK
Agar ujungnya Positif, maka kurangi awalan kalimat berkata "Jangan". Kalau Anda mengatakan “Jangan Ribut”, maka kata ribut membayang di otak orang yang Anda beri intruksi jangan ribut tersebut. Tapi katakanlah, “Tolong Diam... Terimakasih”.

Seorang ibu yang mengatakan kepada anaknya “Jangan Lari, ntar jatuh”, biasanya setelah itu anaknya semakin kencang larinya dan akhirnya terjatuh. Maka katakanlah, “Stop, berhentiiiiii...gerak....”
 . Intinya mari belajar berkata FOKUS kepada apa yang kita inginkan, bukan malah fokus kepada apa yang tidak kita inginkan.

5. Selaraskan Perkataan dengan Pikiran, Perasaan, Perbuatan, & Peraturan.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. 61:2-3).

Wallahu alam